Baru-baru ini Institutional Investor merilis daftar 25 orang yang paling berpengaruh di dalam industri perbankan investasi. Daftar tersebut terdiri dari para CEO dan top trader yang beroperasi di Wall Street dan bursa-bursa lain di dunia. Selama masa transformasi dalam dunia keuangan, para individu ini bukan hanya menjadi pemimpin dari perusahaan yang berpengaruh, akan tetapi posisi mereka juga menjadi penentu masa depan dunia keuangan global.
James Dimon, CEO JPMorgan Chase
James Dimon merupakan sosok yang dinilai sebagai orang paling berpengaruh di dalam bisnis keuangan saat ini. Di saat para pimpinan institusi keuangan mengalami masa-masa buruk yang penuh caci maki, pria ini berhasil melewati semua dan mampu menegakkan kepalanya sebagai CEO dari lembaga keuangan JPMorgan Chase. Di bawah kepemimpinannya, JPMorgan telah melejit ke peringkat puncak daftar lembaga perbankan investasi global. Pada tahun 2009 ini pendapatan dan keuntungan JPMorgan diperkirakan akan mencapai rekor tertingginya.
Di masa mendatang Dimon dihadapkan kepada beberapa tantangan serius, di antaranya adalah perubahan peta kekuatan industry perbankan investasi di mana persaingan akan makin ketat. Campur tangan pemerintah dalam industry perbankan investasi juga akan makin besar. Tantangan yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan seseorang yang akan menjadi penerus handal baginya, meskipun saat ini ia masih berusia 53 tahun. Hal terakhir tersebut ternyata telah dipersiapkan dengan matang oleh Dimon. Dimon telah menunjuk Jes Staley, mantan chief management aset JPMorgan untuk mengepalai divisi bank investasi JPMorgan Chase.
Lloyd Blankenfein, CEO Goldman Sachs
Sebuah langkah salah memang telah dilakukan oleh CEO Goldman Sachs ini di tahun 2009. Bahkan kenyataannya pernyataan Blankenfein di surat kabar London dinobatkan oleh Businessweek sebagai salah satu insiden memalukan di tahun 2009 ini. Balnkenfein telah menyatakan bahwa para bankir Goldman layak untuk memperoleh bonus karena mereka mengerjakan “Pekerjaan Tuhan”. Meskipun Goldman berhasil selamat di mana lembaga keuangan lain tenggelam akibat krisis, tidak diragukan bahwa nyatanya para bankir Goldman juga ambil bagian dalam menciptakan kekacauan global ini. Pernyataan Blankenfein tersebut menyebabkan banyak kontra di kalangan elit politik di AS, media masa, maupun masyarakan kebanyakan, karena pernyataan tersebut dianggap tidak mencerminkan keprihatinan terhadap besaran krisis yang terjadi saat ini.
Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa sosok Llyod Blankenfein merupakan pemimpin yang disukai dan akan dikenang melalui kegigihannya dalam menahkonadi Goldman untuk melewati krisis keuangan di tahun 2008 lalu.
Josef Ackermann, CEO Deutsche Bank
Pada tahun 2008 lalu Deutsche Bank menderita kerugian tahunan pertama kalinya sejak akhir PD II. Bagi CEO Josef Ackermann, hal tersebut merupakan pengalaman yang sangat buruk. Akan tetapi menahkodai bank global tersebut untuk melewati krisis keuangan terburuk dalam 70 tahun belakangan, dia akhirnya berhasil mengambil keuntungan dari proses pemulihan ekonomi.
Keuntungan Deutsche telah mengalami rebound dengan cukup solid, dan Ackermann berhasil memperpanjang kontraknya sebagai CEO selama tiga tahun ke depan. Saat ini Ackermann telah berhasil membawa Deutsche Bank dari perusahaan trading yang stabil menjadi lembaga keuangan yang berkesinambungan, dan diperkirakan dia akan memiliki sesuatu yang besar untuk diwariskan bagi penerusnya kelak.
James Dimon, CEO JPMorgan Chase
James Dimon merupakan sosok yang dinilai sebagai orang paling berpengaruh di dalam bisnis keuangan saat ini. Di saat para pimpinan institusi keuangan mengalami masa-masa buruk yang penuh caci maki, pria ini berhasil melewati semua dan mampu menegakkan kepalanya sebagai CEO dari lembaga keuangan JPMorgan Chase. Di bawah kepemimpinannya, JPMorgan telah melejit ke peringkat puncak daftar lembaga perbankan investasi global. Pada tahun 2009 ini pendapatan dan keuntungan JPMorgan diperkirakan akan mencapai rekor tertingginya.
Di masa mendatang Dimon dihadapkan kepada beberapa tantangan serius, di antaranya adalah perubahan peta kekuatan industry perbankan investasi di mana persaingan akan makin ketat. Campur tangan pemerintah dalam industry perbankan investasi juga akan makin besar. Tantangan yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan seseorang yang akan menjadi penerus handal baginya, meskipun saat ini ia masih berusia 53 tahun. Hal terakhir tersebut ternyata telah dipersiapkan dengan matang oleh Dimon. Dimon telah menunjuk Jes Staley, mantan chief management aset JPMorgan untuk mengepalai divisi bank investasi JPMorgan Chase.
Lloyd Blankenfein, CEO Goldman Sachs
Sebuah langkah salah memang telah dilakukan oleh CEO Goldman Sachs ini di tahun 2009. Bahkan kenyataannya pernyataan Blankenfein di surat kabar London dinobatkan oleh Businessweek sebagai salah satu insiden memalukan di tahun 2009 ini. Balnkenfein telah menyatakan bahwa para bankir Goldman layak untuk memperoleh bonus karena mereka mengerjakan “Pekerjaan Tuhan”. Meskipun Goldman berhasil selamat di mana lembaga keuangan lain tenggelam akibat krisis, tidak diragukan bahwa nyatanya para bankir Goldman juga ambil bagian dalam menciptakan kekacauan global ini. Pernyataan Blankenfein tersebut menyebabkan banyak kontra di kalangan elit politik di AS, media masa, maupun masyarakan kebanyakan, karena pernyataan tersebut dianggap tidak mencerminkan keprihatinan terhadap besaran krisis yang terjadi saat ini.
Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa sosok Llyod Blankenfein merupakan pemimpin yang disukai dan akan dikenang melalui kegigihannya dalam menahkonadi Goldman untuk melewati krisis keuangan di tahun 2008 lalu.
Josef Ackermann, CEO Deutsche Bank
Pada tahun 2008 lalu Deutsche Bank menderita kerugian tahunan pertama kalinya sejak akhir PD II. Bagi CEO Josef Ackermann, hal tersebut merupakan pengalaman yang sangat buruk. Akan tetapi menahkodai bank global tersebut untuk melewati krisis keuangan terburuk dalam 70 tahun belakangan, dia akhirnya berhasil mengambil keuntungan dari proses pemulihan ekonomi.
Keuntungan Deutsche telah mengalami rebound dengan cukup solid, dan Ackermann berhasil memperpanjang kontraknya sebagai CEO selama tiga tahun ke depan. Saat ini Ackermann telah berhasil membawa Deutsche Bank dari perusahaan trading yang stabil menjadi lembaga keuangan yang berkesinambungan, dan diperkirakan dia akan memiliki sesuatu yang besar untuk diwariskan bagi penerusnya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar