Patung tanah liat ini diciptakan oleh Richard Neave, salah satu ilmuwan forensik terkemuka Inggris, dengan menggunakan sisa fosil tulang batok kepala dan tulang rahang yang ditemukan di sebuah gua 7 tahun lalu. Karya Richard Neave ini setidaknya memberikan gambaran tentang rupa manusia sebelum datangnya peradaban.
Tulang rahang bawah dari fosil tersebut ditemukan oleh beberapa penggali di pegunungan Carpathian, Romania, pada 2002. Bagian fosil lainnya ditemukan setahun kemudian.
Berdasarkan penanggalan karbon, fosil tulang ini berasal dari kurun waktu 34.000 hingga 36.000 tahun lalu saat Eropa dihuni oleh 2 spesies manusia. Spesies pertama adalah Neanderthals, yang berasal dari Afrika dan tiba di daratan Eropa puluhan ribu tahun lalu. Sementara itu, spesies kedua adalah Cro-Magnons yang lebih modern ketimbang spesies sebelumnya.
Beberapa pakar fosil belum dapat mengindentifikasi apakah batok kepala itu berasal dari batok kepala perempuan atau pria. Walaupun sulit untuk menganalisa warna kulit dari fosil itu, tetapi beberapa ahli menduga manusia yang hidup saat itu memiliki warna kulit lebih hitam ketimbang warna kulit warga Eropa saat ini.
Penemuan itu juga menunjukkan hubungan erat antara pemukim Eropa pertama dan nenek moyang mereka yang berasal dari Afrika. Untuk memahat tanah liat menjadi bentuk kepala tersebut, Richard Neave menerapkan pengalaman yang diperolehnya saat ditugaskan sebagai ahli forensik dalam rekonstruksi korban pembunuhan. Patung tanah liat hasil pahatan akhirnya terbentuk setelah dilakukan rekonstruksi dan analisa hitungan secara rinci terhadap fosil tulang.
Penemuan itu menunjukkan evolusi manusia yang berasal dari Afrika dan mengikuti gelombang migrasi yang mengarah ke koloni homo sapiens di seluruh dunia. Patung yang terbuat dari tanah liat itu akan ditayangkan BBC2 dalam program serial “The Incredible Human Journey” yang dibawakan oleh ahli antropologi dari Bristol University, Alice Roberts.
“Patung itu sangat unik,” seperti diakui Alice Roberts dalam wawancaranya dengan radio Times. “Saya ilmuwan yang memandang segala sesuatunya secara obyektif, tetapi saat kutatap patung itu aku merasa seakan melihat wajah seseorang yang hidup 40.000 tahun lalu,” tuturnya.
Banyak ilmuwan yakin manusia modern berevolusi di Afrika 100.000 hingga 200.000 tahun lalu. Nenek moyang penduduk Eropa di antaranya diyakini berasal dari warga yang meninggalkan Afrika sekitar 60.000 tahun lalu dan bermigrasi ke seluruh dunia sehingga berhasil menempati silsilah keluarga yang berlangsung secara turun-temurun di Eropa.
Penduduk Eropa modern hidup jauh dari kategori primitif. Mereka telah menetap di gubuk maupun goa, menggunakan perkakas dari batu, serta mengenakan perhiasan dari kulit kerang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar