Berpotensi Menimbulkan
Kebocoran Radioaktif Berskala Besar,
Jepang DARURAT
Jepang DARURAT
Jepang hari ini menetapkan status darurat atas lima reaktor nuklir di dua lokasi menyusul tragedi gempa bumi dan tsunami Jumat kemarin. Status darurat diberlakukan setelah fasilitas pendingin di sejumlah reaktor mengalami kerusakan. Situasi itu berpotensi menimbulkan kebocoran radioaktif berskala besar, yang membahayakan banyak mahluk hidup.
Menurut kantor berita Associated Press, tiga ribu warga yang tinggal di sekitar reaktor nuklir Fukushima Daiichi unit 1 dalam radius tiga kilometer harus mengungsi ke tempat aman. Namun, zona evakuasi diperluas menjadi radius 10 km setelah pihak berwenang mendeteksi tingkat radiasi yang delapan kali lebih besar dari kadar normal di reaktor Fukushima, yang telah berusia 40 tahun.
Beberapa jam kemudian, Tokyo Electric Power Co. mengumumkan kerusakan fasilitas pendingin di sejumlah reaktor, juga di lokasi Daiichi yang terletak di Jepang bagian timur laut. Pemerintah setempat langsung memerintahkan sekitar 14.000 warga sekitar untuk mengungsi.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menilai bahwa kerusakan fasilitas pendingin di sejumlah reaktor Jepang itu terjadi akibat terjangan banjir tsunami, tak lama setelah gempa berkekuaran 8,9 pada Skala Richter.
Kendati tingkat radiasi di sekitar reaktor yang rusak kian meningkat, pemerintah Jepang menjamin hingga hari ini belum ada kebocoran radioaktif. "Dengan berlangsungnya evakuasi dan angin mengarah ke samudera lepas, kami dapat menjamin keselamatan [reaktor]," kata Menteri Kepala Kabinet Yukio Edano pada Sabtu pagi waktu setempat.
Jepang memiliki 54 reaktor komersil, yang merupakan sumber pembangkit tenaga listrik. Setelah dihantam gempa dan tsunami, sepuluh reaktor untuk sementara tutup. Selama ini, 30 persen pasokan listrik di Jepang berasal dari tenaga nuklir.
Menurut kantor berita Associated Press, tiga ribu warga yang tinggal di sekitar reaktor nuklir Fukushima Daiichi unit 1 dalam radius tiga kilometer harus mengungsi ke tempat aman. Namun, zona evakuasi diperluas menjadi radius 10 km setelah pihak berwenang mendeteksi tingkat radiasi yang delapan kali lebih besar dari kadar normal di reaktor Fukushima, yang telah berusia 40 tahun.
Beberapa jam kemudian, Tokyo Electric Power Co. mengumumkan kerusakan fasilitas pendingin di sejumlah reaktor, juga di lokasi Daiichi yang terletak di Jepang bagian timur laut. Pemerintah setempat langsung memerintahkan sekitar 14.000 warga sekitar untuk mengungsi.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menilai bahwa kerusakan fasilitas pendingin di sejumlah reaktor Jepang itu terjadi akibat terjangan banjir tsunami, tak lama setelah gempa berkekuaran 8,9 pada Skala Richter.
Kendati tingkat radiasi di sekitar reaktor yang rusak kian meningkat, pemerintah Jepang menjamin hingga hari ini belum ada kebocoran radioaktif. "Dengan berlangsungnya evakuasi dan angin mengarah ke samudera lepas, kami dapat menjamin keselamatan [reaktor]," kata Menteri Kepala Kabinet Yukio Edano pada Sabtu pagi waktu setempat.
Jepang memiliki 54 reaktor komersil, yang merupakan sumber pembangkit tenaga listrik. Setelah dihantam gempa dan tsunami, sepuluh reaktor untuk sementara tutup. Selama ini, 30 persen pasokan listrik di Jepang berasal dari tenaga nuklir.
Sumber. http://www.vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar