Foto Ilustrasi
Investigasi berskala nasional akan diluncurkan sebagai bentuk persiapan penanganan terhadap ancaman kekerasan seksual kepada para gadis remaja setelah kasus-kasus yang mencuat belakangan ini.
Unit khusus kekerasan anak akan memulai penyelidikan atas maraknya kekerasan pria terhadap gadis remaja yang usianya berkisar 12 tahun dengan mencecoki para gadis tersebut dengan minuman dan obat-obatan terlarang.
Terkait hal ini, Mantan Sekretaris Dalam Negeri Inggris, Jack Straw menyatakan para gadis kulit putih adalah sasaran empuk bagi geng yang beranggotakan para lelaki berdarah Pakistan.
Atas pernyataannya ini, Straw dikritik oleh kolega politiknya dari partai buruh MP Keith Vaz, yang menuduh Straw 'stereotip' dan bersikeras kasus ini tidak dikaitkan dengan 'budaya' manapun.
Departemen Dalam Negeri menegaskan bahwa para pejabat dari Pusat Perlindungan atas Eksploitasi Anak dan Online atas Eksploitasi Anak (Ceop) harus ditugaskan untuk menggali latar belakang masalah.
Para pejabat mengatakan kewenangan penyelidikan belum diumumkan-tetapi harus ada kepastian untuk dapat merekomendasikan keterbukaan yang lebih besar tentang pembahasan masalah ini yang sering dianggap 'tabu' oleh petugas polisi karena takut dituduh rasis.
Di bulan November, Daily Mail mengungkapkan bagaimana eksploitasi-terkonsentrasi pada komunitas di Inggris utara dan Midlands – dan terusterjadi selama lebih dari satu dekade tanpa diskusi publik yang berarti.
Salah satu petugas polisi senior pekan lalu mengklaim kegagalan polisi dan pelayanan sosial untuk mengatasi 'faktor etnisitas', dan menyoroti pola pelecehan seksual massal oleh laki-laki Asia yang lebih tua kepada gadis kulit putih karena ketakutan akan dilabel sebagai seorang yang rasis.
Kepala Detektif untuk Mercia Barat- Inspektur Polisi Alan Edwards mengatakan, "Gadis-gadis ini sedang diedarkan dan digunakan sebagai 'daging'. Untuk menghentikan jenis kejahatan ini, yang Anda butuhkan adalah mulai berbicara tentang hal itu, tapi semua orang sudah terlalu takut karena faktor etnisitas."
Straw berkomentar beberapa jam setelah dipenjarakannya Abid Saddique dan Mohammed Liaqat, anggota geng yang melakukan kekerasan kepada para gadis remaja yang berusia antara 12 dan 18.
Para predator seksual dan kelompoknya membawa 'teror' untuk kota mereka, menyusuri jalan-jalan mencari para gadis remaja berkulit putih yang rentan sebagai tempat melampiaskan kekerasan seksual.
Pengadilan Nottingham Crown mendengar bagaimana Saddique dan Liaqat - keduanya seorang ayah kelahiran Inggris keturunan Pakistan melaju di jalan-jalan sekitarnya dan melakukan pemerkosaan di dalam Mobil BMW atau Range Rover yang dikenal sebagai "Rape Rover".
Para Gadis sedang menggobrol di pinggir jalan dan diundang untuk berkeliling daerah sekitar sambil dicekoki vodka atau obat terlarang seperti kokain sebelum dibawa ke kamar hotel, taman atau rumah untuk diperkosa.
Minggu lalu peneliti mengidentifikasi 17 penuntutan sejak tahun 1997, 14 kasus terjadi dalam tiga tahun terakhir dan korbannya para gadis berusia 11 sampai 16 tahun.
Para korban berasal dari 13 kota dan dalam setiap kasus dua atau lebih laki-laki dihukum karena kejahatan seksual. Secara keseluruhan, 56 pelaku dengan usia rata-rata 28, dinyatakan bersalah melakukan kejahatan termasuk pemerkosaan, penculikan anak, penyerangan tidak senonoh dan seks dengan anak di bawah umur.
Tiga dari 56 pelaku berkulit putih, sisanya orang Asia. 50 orang pelaku Muslim dan mayoritas adalah anggota komunitas Pakistan Inggris.
Straw mengatakan kepada BBC bahwa kejahatan seperti yang dilakukan oleh Saddique dan Liaqat merupakan 'masalah khusus' di masyarakat Pakistan yang perlu keterbukaan untuk penyelesaiannya dan mengajak untuk bersama menyelesaikan masalah ini.
Komentarnya memicu tanggapan kemarahan dari sejumlah kalangan yang menyatakan dia sudah terlalu jauh membawa masalah ini dengan menyatakan bahwa masalah kurang pengarahan adalah murni sebuah fenomena Asia.
Hal senada disampaikan oleh David Niven, mantan ketua Asosiasi Pekerja Sosial Inggris, "Hal ini adalah kejahatan terorganisir yang membutuhkan penyelesaian tetapi ia menyatakan tidak terkait unsur etnis tertentu."
Mohammed Shafiq, Kepala Eksekutif Yayasan Ramadhan, sebuah organisasi pemuda Muslim menyatakan, "Ada persepsi bahwa gadis-gadis kulit putih memiliki nilai-nilai moral yang lebih rendah dan lebih rendah daripada perempuan keturunan Pakistan." Tapi Ia juga menyatakan pernyataan Straw itu 'sangat ofensif' karena hal ini dianggap sudah tertanam di masyarakat dan mengangkat isu ini hanya setelah ia tidak lagi bekerja di pemerintahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar