Rabu, 02 Maret 2011

Foto Dan Surat Keprihatinan Dunia Untuk Nurdin

Foto Dan Surat Keprihatinan Dunia Untuk Nurdin










Salam damai rakyat Indonesia,

Perkenalkan saya Andi Nurhilda  Daramata Asiah Indasari, putri Bapak Nurdin Halid yang belakangan ini  sedang diributkan oleh orang-orang. Saya satu-satunya putri dari enam  bersaudara anak pasangan Nurdin Halid dan Andi Nurbani. Dari susunan  keluarga ini saja saya sudah bisa melihat bahwa ayah saya orang hebat.  Gen laki-laki sangat kuat. Kentara sekali gen orang Bugis dengan  karakter lelaki yang kuat. Ya, ayah yang dilahirkan di Watampone pada 17  November 1958 memang dari keluarga Bugis.

Saya sengaja menulis  surat ini lantaran ayah terus menerus dihujat. Masyarakat tampaknya  termakan berita-berita di televisi maupun surat kabar. Sebenarnya, kalau  mau fakta yang sesungguhnya, ada baiknya melihat tayangan tvOne dan  ANTV, atau baca vivanews.com. Ketiga media ini menyuguhkan berita-berita  independen tanpa prasangka. Sementara media lain lebih berat untuk  menjatuhkan ayah saya. Menurut saya ini bukan lantaran ketiga media itu  milik keluarga Aburizal Bakrie, senior ayah saya di Golkar, tetapi media  itu ditangani orang-orang profesional macam Karni Ilyas, maupun Uni  Lubis.

Sesungguhnya, tak benar jika ayah serakah kekuasaan. Ayah  saya sekadar bumper dari orang-orang lain. Kisruh calon ketua PSSI bukan  lantaran ulah ayah saya, tetapi kerja tim verifikasi. Lalu, kenapa ayah  saya yang dihujat? Ini kolektif PSSI bukan Nurdin Halid!

Buat  apa ayah saya cari kekuasaan di PSSI? Toh sebagai pengusaha, ayah saya  sudah kaya. Saya bangga punya ayah Nurdin Halid. Ia bertanggungjawab  kepada keluarga. Ada hal berkesan darinya saat saya nikah tahun lalu.  Ayah sungguh-sungguh memperhatikan kepentinganku. Aku bisa pesta di  hotel mewah di Makassar, Hotel  Clarion. Di ballroom pula! Pesta  berlangsung meriah dengan balutan “kemegahan”. Ayah orang hebat,  terbukti 8.000 orang undangan hadir di pesta pernikahanku.

Kata  omku, Kadir Halid, khusus pesta pernikahan di Makassar  menelan biaya Rp  1,5 miliar-Rp 1,8 miliar. Total biaya tiga acara, Jakarta, Makassar,  dan Sinjai konon menghabiskan Rp 5 miliar. Untuk menghibur tetamu,  keluarga juga menghadirkan artis ternama Tanah Air, duet Anang dan  Syahrini. Mereka yang hadir di antara tamu very important (VIP) di  antaranya Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo beserta istri Ayunsri  Harahap yang memboyong belasan kepala dinas dan kepala biro di lingkup  pemerintah provinsi (pemprov). Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh beserta  istri, mantan Gubernur Sulsel Amin Syam beserta istri, serta mayoritas  bupati di daerah ini juga hadir. Mereka di antaranya Bupati Soppeng Andi  Soetomo, Bupati Takalar Ibrahim Rewa, Bupati Jeneponto Andi Radjamilo,  Bupati Pangkep Syamsuddin A Hamid, Bupati Maros Hatta Rahman, Bupati  Lutim Hatta Marakarma, pimpinan dan anggota DPRD, serta politisi di  Sulawesi ini.

Jadi, kalau ayah saya sebagai koruptor, jelas tak  ada yang mau hadir dalam pesta perkawinanku. Mana ada lelaki yang mau  sama putri seorang koruptor. Malah aku bisa dipersunting keluarga biru,  Andi Seto Gadhysta Asapa, putra seorang politisi terkenal Rudiyanto  Asapa. Coba, seorang politisi tentu enggan berbesanan dengan koruptor.


Mertuaku  tahu, Nurdin Halid bukanlah koruptor. Ketika ayah menjadi direktur  Inkud, ia rela ditahan karena memuluskan impor minyak goreng. Padahal  ayah membantu para pejabat agar memperoleh bagian dari impor itu. Ayah  rela pasang badan di bui demi pertemanan dengan yang lain. Begitupun  saat dituduh korupsi cengkeh, ayah saya hanya menjalani jual-beli!. Lalu  ada lagi ribut-ribut ayah saya korupsi di PSSI, walah musykil itu. Tak  ada uang dari Persisam. Tak ada uang terkait cek perjalanan Miranda  Gultom. Ayah saya orang bersih, tetapi iklhlas untuk jadi bumper  teman-temannya.

Ayah saya bertanggung-jawab dengan nama Nurdin  Halid yang berarti  “cahaya agama yang kekal”. Setiap jengkap langkah  ayah senantiasa berpayung agama. Maka, ayah pun mementingkan naik haji.  Ayah ingin berjalan di jalur Tuhan, bukan syetan yang punya nafsu  serakah. Rasanya, rakyat Indonesia keliru menilai ayah saya. Justru saya  yang tahu persis, ayah saya orang bersih yang hebat. Sebab, kalau ayah  buruk hati pasti ditinggalkan teman-temannya. Sampai sekarang, termasuk  di PSSI, orang masih setia kepada ayah. Lihat Om Nugraha Besus. Lihat Om  Nirwan Bakrie. Mereka loyal terhadap ayah, karena Nurdin Halid memang  cahaya agama.

Mudah-mudahan surat terbuka saya ini menjadi  pencerah bagi saudara-saudaraku yang terperangkap gelap. Ayah saya  datang membawa cahaya buat saudara-saudara rakyat Indonesia.  Terimakasih.
Saya yang membanggakan ayah,
Andi Nurhilda Daramata Asiah Indasari



    Nurdin Halid = NH = Nunggu di Hukum = Naluri Hantu = Nambah Hancur


    TKP. Mbah Google

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Related Post